Jumat, 04 Maret 2011

bocah penjual koran

Bocah itu,,,,
Dengan wajahnya yang kusut,
Berjalan riang sepanjang trotoar, membawa segebuk koran di lengannya.
Tanpa lelah dia berjalan,,,menghampiri mobil-mobil yang tengah menanti nyala hijau.
Senyum tergurat di wajah yang legam terbakar matahari itu,
Menawarkan koran edisi hari ini, lagi-lagi tentang koruptor kelas teri.
Namun senyum lelahnya itu terbalas dengan tatapan sinis bapak berpakaian necis berdasi yang berkendara mobil mewah plat merah.
Masih mengulum senyum bertabur tetesan peluh, dia berjalan.
Menyebrangi jalanan yang penuh sesak,
Menyelinap di antara riuh jalanan siang itu.
Kembali dia menghampiri sepasang remaja yang tengah bercengkrama mesra di atas motor, memanfaatan lampu merah, semerah hati mereka yang dilanda cinta.
Ketika bibirnya mulai menawarkan koran-koran di tangannya,
Mereka malah menggerutu, sebal.
Menganggapnya sebagai pengusik kemesraan mereka.
Bocah itupun kembali enyah, sebelum lanjut ia berkata.
Dihampirinya seorang ibu-ibu yang tengah bersolek di dalam sedannya.
Namun belum sempat ia membuka bibir, si sopir keburu menutup semua jendela.
Tanpa memberinya kesempatan.
Bocah itu,,,
Yang belum mengisi perutnya meski hanya dengan segigit jajan pasar, kini tertunduk
Menggigit bibirnya.
Namun kemudian kepalanya terangkat, senyum kembali menghias,
Kembali dikumpulkannya semangat dan tenaganya, kembali berjalan.
Namun belum selangkah kakinya melangkah,
Keramaian tiba-tiba menyeruak, suara-suara knalpot berderu.
Lalu,,,,ketika dia hendak melangkah ke tepian jalan,,,
Sesuatu yang keras menghatamnya,,,
Keras,,sungguh keras!
Namun hanya sebentar saja.
Sekejab kemudian tak dirasakannya lagi benda itu
Namun ia tak lagi kuasa menatap awan,
Bahkan tiada lagi mampu ia rasakan keberadaan organ tubuhnya.
Di mana tangannya,,??kenapa semua gelap..?
Perlahan didengarnya keramaian disekelilingnya.
Kenapa??? Ada apa di sini??? Kenapa ia tak mampu merasakan apa-apa??
Keramaian itu perlahan memudar, lalu tak terdengar lagi apa-apa.
Gelap,,,,sunyi,,,,,lalu tiada lagi apa-apa!
Sementara di sekitarnya, orang-orang tengah berkumpula,riuh.
Memandangi sesosok tubuh yang baru saja tertabrak.
Darah tercecer dimana-mana, bahkan tiada kunjung henti.
Kulit coklat gelapnya menjadi pucat, berlumur warna merah pekat...
Koran-koran yang semula dibawanya tercecer di jalanan, tiada lagi putih, namun merah,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar